Sekali Lagi tenang Keyakinan dan Probabilitas

Thursday, June 11, 2009 Posted by Rino Safrizal
Neuro-Linguistic Programming
Oleh: Hingdranata Nikolay

Salah satu elemen dalam GOAL SETTING ala NLP-nya Dr.Richard Bandler adalah 'initiated and maintained by the individual'. Indonesianya kira-kira 'dimulai dan diselesaikan oleh yang membuat GOAL tersebut'.
Nah, ini yang dikeluhkan secara umum, bahwa semuanya tergantung situasi. Semuanya tergantung nantinya. Bahkan sebelum memulai langkah menuju GOAL-nya pun, seringkali kita sudah men-sah-kan hambatan sudah pasti ada dan adalah 'sah' kalau kita berhenti karena hambatan nantinya.
Ini pula yang membuat beberapa kita tidak bisa YAKIN 100%. Kita menyamakan KEYAKINAN dengan probabilitas pencapaian hasilnya. Sederhananya: kalau probabilitas kita persepsikan sebagai 50%, maka KEYAKINAN kita pun diset di angka 50%.
Lucunya, saat kita toleh kiri-kanan, kita lihat, dengar, dana alami bahwa tidak jarang hasil melawan probabilitas. Tidak jarang hasil tidak sesuai dengan yang diperkirakan seharusnya. Sejarah hidup kita pribadi pun bisa menunjukan betapa kita cukup sering mengejutkan diri sendiri. Kalau kita katakan semua hasil sudah pasti tergantung probabilitas yang diset oleh kita sendiri, maka tidak akan ada kemajuan di dunia ini. Ingat, bahwa probabilitas kita set berdasarkan sejarah, data dari pencapaian dan kegagalan sebelumnya, dan paling jauh adalah berdasarkan perkiraan atau forecasting. Kita tidak menentukan probabilitas berdasarkan apa yang akan terjadi, hanya berdasarkan apa yang telah terjadi. Kalau kita secara terus-menerus melihat probabilitas sebagai ukuran utama, maka tidak satupun kita yang akan maju dan dunia ini tidak akan berkembang dengan cepat.
Perhatikan saat seseorang berkata 'sesuaikanlah sasaran dan keinginan dengan kemampuan!'. Yang kembali mengandalkan probabilitas pencapaian, yang sangat tergantung pada apa yang telah ditunjukkan berdasarkan kemampuan kita saat ini. Ini seperti seorang anak SD yang menggunakan ukuran kemampuan SD-nya untuk menentukan probabilitas keberhasilannya dalam mempelajari bahan kuliah. Kalau ia mengambil ukuran tersebut, maka tidak satupun anak SD merasa bisa kuliah nantinya.
Salah satu pemikiran bermanfaat adalah KEYAKINAN tidak sama dengan probabilitas, karena itu tidak perlu diasosiasikan dengan probabilitas pencapaian hasil. Salah satu PILIHAN berpikir adalah bahwa probabilitas pencapaian hasil tidak relevan terhadap pencapaian hasil itu sendiri. Kita tetap bisa mencapai hasil, walau probabilitas tidak mendukung.
Apakah dengan KEYAKINAN kita sudah pasti berhasil mencapai yang kita inginkan? Tentu saja tidak. Tapi pertimbangkan ini: bergerak maju dengan KEYAKINAN dan bergerak maju dengan tidak yakin, yang mana menurut Anda justru menaikan probabilitas?
Probabilitas bisa bermanfaat dalam beberapa konteks. Secara benar atau salah, kita pasti menganggapnya benar, karena itu adalah hasil observasi dan perhitungan yang kadang malah sangat matang. Dalam menghitung langkah, mempersiapkan sumber daya, mempertimbangkan hambatan, probabilitas bisa sangat membantu. Tapi saat probabilitas justru mengkreasikan blok mental, menurunkan KEYAKINAN, dan mencegah kita untuk mencapai yang kita inginkan, maka probabilitas menjadi tidak bermanfaat. Sayangnya lebih sering justru menjadi pemblok KEYAKINAN. Saat itu terjadi, PILIHAN yang patut dipertimbangkan adalah menjadikan probabilitas sebagai sesuatu yang tidak relevan! Artinya: terlepas dari akan tercapai atau tidak tercapai, KEYAKINAN harus 100%. Entah probabilitas tinggi atau rendah, tidak jadi soal. Tetap maju dengan KEYAKINAN 100%! PILIHAN gila berikut? Tidak usah memikirkan probabilitas sama sekali! Maju dan YAKIN saja. Tercapai? Good! Tidak tercapai? So what? Lakukan lagi, ubah cara, tambah kemampuan, ubah sikap, dll, lalu maju lagi dengan YAKIN! Sampai kapan? Kalau kita menganggap yang kita inginkan tersebut sangat berharga, maka sampai dapat!

Have a positive day!

Mau berpartisipasi dengan forum Inspirasi Indonesia? Klik di sini

Post a Comment

FOLLOWER