DUNIA PARALEL

Thursday, June 25, 2009 Posted by Rino Safrizal
Perkataan yang pernah dilontarkan Alvin Toffler akan terjadinya pergeseran dari masyarakat industri menjadi masyarakat informasi kini telah menjadi kenyataan. Sebuah komunitas baru di masyarakat yang begitu getol memburu informasi (e-community) telah hadir dengan ciri khas tersendiri. Dalam waktu 24 jam sehari, yang sepertinya masih kurang, komunitas ini memburu sekian juta informasi yang setiap saat siap untuk di up-date.
Berjuta berita dan informasi diupload dan didownload dari sebuah piranti mungil namun super canggih yang disebut internet. Melalui sebuah jejaring maya ini, mereka memiliki kesempatan untuk saling berbagi begitu banyak informasi di jagad raya ini.
Aktivitas browsing, blogging, chatting, e-mail, upload dan download conten, milis, jejaring sosial seperti facebook dan friendster; sepertinya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari umat manusia yang terkoneksi internet.
Bagaimana dengan aktivitas di dunia nyata seperti menulis diari, kirim surat, membaca koran, nonton tv, dengar radio, forum diskusi serta korespondensi? Apakah mereka lambat laun akan segera ditinggalkan?
Badai teknologi informasi mungkin melantakkan gaya hidup lama alias kegiatan di dunia nyata. Namun kenyataannya, kebiasaan serta gaya hidup lama masih tetap eksis dan terjaga, mengapa bisa demikian?
Mengutip perkataan Ahmad Suwandy, Arif Yuliardi dan B Setyo Ryanto dalam majalah PC MEDIA edisi 08/2005: antara dunia nyata dan internet menganut teori ‘dunia paralel’. Teori ini, yang lebih mudah dipelajari dengan menonton film ‘the one’ dengan bintang Jet Li, dijelaskan bahwa kehidupan itu berjalan secara bersamaan. Maksudnya, diri kita sebenarnya menjalani kehidupan secara bersamaan. Dan masing-masing ‘diri kita’ tumbuh dan berkembang sendiri-sendiri dengan jaman berbeda, dalam dimensi yang berbeda pula.
Apa yang dapat diambil dari cerita the one barusan? Ini mengisyaratkan bahwa kemajuan teknologi informasi tidak akan pernah menelantarkan kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama, yaitu aktivitas dunia nyata. Sungguh sangat ironis, orang yang menonton tv, denger radio, membaca koran merupakan orang sama dengan yang bergelut dalam dunia maya.
Itulah dunia paralel, tidak ada yang punah, bahkan saling mendukung satu sama lain.
Pertanyaannya, apakah antara dunia maya dan nyata akan tetap saling beriringan, mengingat perkembangan teknologi informasi meningkat signifikan dibanding dengan apa yang ada di dunia nyata sekarang dengan kata lain bisakah teori dunia paralel bertahan? Apakah aktivitas di dunia nyata lambat laun akan ditinggalkan?
Labels:

Post a Comment

FOLLOWER