SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA

Thursday, July 21, 2011 Posted by Rino Safrizal
Sikap siswa terhadap pembelajaran kimia pada penelitian ini adalah adalah pernyataan setuju (positif/sangat positif) atau tidak setuju (negatif/sangat negatif) siswa terhadap pembelajaran kimia yang telah diikuti selama semester pertama. Pembelajaran kimia dibentuk oleh beberapa komponen, antara lain guru (metode pembelajaran), materi (bahan pelajaran), media, dan latihan atau evaluasi pembelajaran.

Witherington (dalam Aunurrahman, 2008) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila perhatian serta sikap siswa terhadap pembelajaran kimia positif. Seperti yang dikemukakan oleh Aunurrahman (2008) bahwa sikap siswa dalam proses belajar, terutama sekali ketika memulai kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktifitas belajar siswa selanjutnya banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan memulai kegiatan belajar. Kemudian Aunurrahman melanjutkan bilamana ketika akan memulai kegiatan belajar siswa memiliki sikap menerima atau ada kesediaan emosional untuk belajar, maka ia akan cenderung untuk berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik; namun bilamana yang lebih dominan adalah sikap menolak sebelum belajar atau ketika akan memulai pembelajaran, maka siswa cenderung kurang memperhatikan/mengikuti kegiatan belajar. Sikap terhadap belajar juga nampak dari kesungguhan mengikuti pelajaran, atau sebaliknya bersikap acuh terhadap aktivitas belajar (Aunurrahman, 2008).

Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang baik (Aunurrahman, 2008).

Menurut Aunurrahman (2008) bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu mengaktualisasikan tugas-tugas dengan baik, mampu memfasilitasi kegiatan belajar siswa, mampu memotivasi, membimbing dan memberi kesempatan secara luas untuk memperoleh pengalaman, maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Namun jika guru tidak dapat melaksanakan fungsi-fungsi strategis pembelajaran, siswa-siswa akan mengalami masalah yang kemungkinan dapat menghambat pencapaian hasil belajar mereka.

Brown dan Holtzman (dalam Djaali, 2008) mengembangkan konsep sikap belajar melalui dua komponen, yaitu Teacher Approval (TA) dan Education Acceptance (EA). TA berhubungan dengan pandangan siswa terhadap guru-guru; tingkah laku mereka di kelas dan cara mengajar. Adapun EA terdiri atas penerimaan dan penolakan siswa terhadap tujuan yang akan dicapai; dan materi yang disajikan, praktik, tugas, dan persyaratan yang ditetapkan di sekolah.

Sikap belajar siswa akan terwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut. Sikap seperti ini akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapainya. Sesuatu yang menimbulkan rasa senang, cenderung akan diulang, demikian menurut hukum belajar (law of effect) yang dikemukakan Thorndike (Djaali, 2008). Pengulangan ini (law of exercise) menurut Djaali (2008) penting untuk mengukuhkan hal-hal yang telah dipelajari.

Siswa mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai dan atau juga merugikan. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan. Hal yang menjadi objek sikap dapat bermacam-macam. Sekalipun demikian, orang hanya dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi harus ada sekedar informasi pada seseorang untuk dapat bersikap terhadap suatu objek. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Dari informasi yang didapatkan itu akan menimbulkan berbagai macam perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek.

Nasution (dalam Djaali, 2008) menyatakan bahwa hubungan tidak baik dengan guru dapat menghalangi prestasi belajar yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari NSW Department of School Education (dalam Ramdhani, 2009) yang menemukan bahwa sikap guru terhadap murid sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar murid-muridnya. Sikap belajar bukan saja sikap yang ditujukan kepada guru, melainkan juga kepada tujuan yang akan dicapai, materi pelajaran, tugas dan lain-lain (Djaali, 2008).

Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, para guru dituntut menguasai berbagai metode pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, guru juga harus memperhatikan karakteristik siswa. Dengan menguasai berbagai macam metode pembelajaran, guru dapat menguasai kelebihan dan kelemahan masing-masing metode pembelajaran. Selanjutnya dengan mengetahui karakteristik siswa, guru dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam pembelajaran bidang studi kimia, akan diperoleh hasil belajar yang baik apabila dalam menyampaikan materi pelajaran, guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

REFERENSI

Aunurrahman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ramdhani, N. 2009. Pembentukan dan Perubahan Sikap. Avaliable: http:/neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/09/bab2a1- attitude.pdf.
Labels:

Post a Comment

FOLLOWER