TEORI BELAJAR

Tuesday, March 9, 2010 Posted by Rino Safrizal
A. BEHAVIORISTIK
a. Belajar : perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat interaksi stimulus respon.
b. Stimulus : proses memberikan respon tertentu terhadap yang datang dari luar

1. Edward L Thorndike
Unsure-unsur S – R :
a. Dorongan (drive)
b. Rangsangan (stimulus)
c. Reaksi (respons)
d. Penguatan (reinforcement)

2. Ivan Pavlov dengan teorinya “classical conditioning”
a. belajar : suatu proses yang terjadi karena adanya refleks2 bersyarat
b. tingkah laku organisme dapat dibentuk melalui pengaturan dan manipulasi lingkungan
c. perangsang tak bersyarat yang disertai dengan perangsang bersyarat, memberikan respons bersyarat.

3. E.R Guthrie
a. hubungan S – R bersifat sementara ? diperlukan pemberian stimulus yang sering agar hubungan itu menjadi langgeng
b. respons akan menjadi lebih kuat (bahkan menjadi kebiasan) bila respon tersebut berhubungan dengan berbagai macam stimulus
ex : merokok sulit berhenti
c. hukuman memegang peranan penting dalam dalam proses belajar mengajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan seseorang
d. tingkah laku manusia dapat berubah dengan mengganti stimulus yang sesuai
e. metode pengubahan tingkah laku :
- metode respon bertentangan
- metode membosankan
- metode mengubah lingkungan

4. B.F Skinner
a. memandang reinforcement sebagai unsure yang paling penting dalam kegiatan belajar
b. hubungan S – R tidaklah sederhana ? manusia berinteraksi satu sama lainnya

B. KOGNITIF
a. Mementingkan proses belajar dari pada hasil itu sendiri
b. Belajar bukan hanya melibatkan S – R tapi melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks
c. Jalan pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dalam lingkungan

1. Jean Piaget
a. tiga tahapan proses belajar :
- asimilasi : proses penyatuan, pengintegrasian
- akomodasi : penyesuaian struktur kognitif
- equilibrium : penyeimbangan; peneysuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi
b. tahapan perkembangan kognitif :
- sensomotorik ( 1,5 – 2 tahun)
- pra-operasional (2-3 sampai 7-8 tahun)
- oper konkrit (7-8 sampai 12-14 tahun)
- oper formal (14 tahun ke atas)

2. Ausabel
a. murid akan belajar dengan baik jika apa yang disebutnya “advance organizer” (pengatur kemajuan belajar) dapat didefinisikan dan disajikan dengan baik dan tepat oleh gurunya
b. advance organizer ? konsep atau informasi umum yang mencaku semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa
c. manfaat advance organizer :
- menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa
- sebagai jembatan yang menghubungkan antara apa yang dipelajari saat ini dengan apa yag akan dipelajari
- sehingga membantu murid dalam memahami bahan belajar secara lebih mudah

3. Jerome S Bruner
“free discovery learning” ? murid dibimbing seara induktif untuk memahami suatu kebenaran umum

C. PANDANGAN KONTRUKTIVIS
1. Belajar : proses aktif siswa (pebelajar) mengkonstruksi arti, wacana, dioalog, pengalaman fisik, dll
2. Belajar proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki pebelajar sehingga pengetahuannya berkembang
3. Ciri-ciri proses belajar
a. Belajar bearti membentu makna
b. Konstruksi arti ? proses yang terus menerus
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih merupakan suatu proses pemengbangan pemikiran dengan membuat pengertian baru
d. Belajar bukan merupakan hasil perkembangan, melainkan perkembangan itu sendiri
e. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam kesenjangan yang merangsang suatu pemikiran lebih lanjut. Situasi disequilibrium adalah situasi yang baik untuk memacu belajar
f. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman individu itu sendiri dengan dunia dan lingkungan
g. Hasil belajar pebelajar tergantung pada apa yang telah diketahui pebelajar; konsep-konsep dan motivasi yang mempengaruhi interakis dengan sumber belajar.

D. TEORI BELAJAR HUMANISTIK
1. Menurut teori humanistic, tujuan belajar adalah untuk “memanusiakan manusia”. Proses belajar dianggap berhasil jika mahasiswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, mahasiswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu memcapai aktualisasi diri dengan sebaik2nya.
2. Secara umum, teori ini cendrung bersifat eklektik, dalam arti memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan belajar mahasiswa dapat tercapai.
3. Sebagai contoh, teori ini terwujud dalam karya Ausabel (dengan “meaningful learning”nya), David Krahwotil dan Benjamin Bloom (dengan “……bloom”nya yang terkenal). Kolb dengan “belajar 4 tahap”nya. Honey dan Munford dengan “pembagian tentang macam mahasiswa”. Dan Habermas dengan “tiga macam tipe belajar”. Kita ingat kembali bahwa Ausabel juga masuk dalam golongan kubu kogniotivisme karena alasan yang lain.
Menurut Kartwohl dan Bloom, ada tiga kawasan tujuan belajar yang bias dicapai mahasiswa yaitu kognitif (pengetahuan), psikomotor (gerak), afektif (sikap).

Menurut Kolb, ada 4 tahap dalam proses belajar :
a. Pengalaman konkrit, mahasiswa mengalami suatu pengalaman tetapi belum mampu memahami pengalaman itu
b. Pengalaman aktif reflektif, mahasiswa mulai mengamati secara aktif pengalamannya dan secara reflektif mulai berusaha mengamati makna pengalaman itu
c. Konseptualisasi, mahasiswa berusaha membuat abstraksi atau berteori tantang pengalamannya
d. Eksperimen aktif, mahasiswa mencoba mengaplikasikan suatu aturan umum ke situasi baru

Honey dan Munford mendasarkan teorinya pada teori Kolb, mereka membagi mahasiswa menjadi 4 macam:
1. Aktivism, mereka yang suka melibatkan diri pada pengalaman baru
2. Reflector, mereka yang banyak membuat pertibangan hati-hati dalam bertindak
3. Teoritis, mereka yang suka menganalisis, berteori, dan cendrung selalu berfikir rasional
4. Pragmatis, mereka yang menaruh perhatian besar pada aspek praktis dari segala sesuatu.

Menurut Habermas, ada tiga tipe balajar :
a. Belajar teknis, menekankan interaksi manusia dengan lingkungan
b. Belajar praktis, tidak hanya menekankan interaksi manusia dengan lingkungannya tetapi juga manusia dengan manusia lain
c. Belajar emansipatoris, menekankan pada pemahaman mahasiswa terhadap transformasi (perubahan cultural) dalam suatu lingkungan.
Teori belajar ini dikritik karena sukar digunakan dalam konteks yang lebih praktis. Teori ini dianggap lebih dekat dengan dunia filsafat dari pada dunia pendidikan

Contoh aplikasi dalam kegiatan instruksional :
1. Jika kita amati, maka teori humanistic dalam prakteknya cendrung mendorong mahasiswa untuk berfikir induktif
2. Penting juga diingat, teori humanistic amat mementingkan factor pengalaman (keterlibatan aktif) di dalam proses belajar.
3. Maka, meskipun tidak ada satupun pakar humanistic yang menjabarkan teori mereka ke dalam langkah2 praktis, tetapi teori ini bila diaplikasikan akan mencakup tahap2 berikut :
a. menentukan tujuan instruksional
b. menentukan materi pelajaran
c. mengidentifikasi materi “entry behavior” mahasiswa
d. mengidentifikasi topik2 yang memungkinkan mahasiswa mempelajarinya secara aktif
e. mendesain wahana (lingkungan, media, dsb) yang akan digunakan mahasiswa untuk belajar
f. membimbing mahasiswa belajar secara aktif
g. membimbing mahasiswa memahami hakikat makna dari pengalaman belajar mereka
h. membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengetahuan tersebut
i. membimbing mahasiswa sampai mereka mampu mengaplikasikan konsep2 baru ke situasi yang baru
j. mengevalusasi proses dari hasil belajar mahasiswa

Oleh : Rino Safrizal
Pendidikan Kimia FKIP UNTAN
Labels:

Post a Comment

FOLLOWER