BAGAIMANA MELAKUKAN KERJA PRAKTEK?
Saturday, August 20, 2011
Kerja praktik selalu menjadi bagian penting dari pembelajaran sains. Namun, kerja praktik tradisional jenis resep atau selangkah demi selangkah bukanlah strategi belajar yang efektif. Siswa-siswa mungkin mengikuti perintah-perintah sejenis resep itu dan memperoleh hasilhasil yang diharapkan tanpa memahami konsep yang sedang diselidiki atau pengertian tentang pentingnya hasil-hasil yang diperoleh.
Terdapat beberapa cara yang menjamin bahwa siswa-siswa secara aktif terlibat dalam kerja praktik mereka dan bahwa mereka belajar dari pengalaman itu.
1. Satu strategi sederhana adalah memberi para siswa perintah-perintah dalam suatu susunan acak. Mereka diberitahu apa yang mereka coba temukan dan kemudian diminta untuk memisahkan perintahperintah ke dalam susunan yang dapat dikerjakan sebelum mereka memulai eksperimen.
2. Sebelum memulai eksperimen, mereka hendaklah diminta untuk meramalkan hasil-hasilnya. Pada waktu hasil-hasil sudah diperoleh, mereka diminta untuk memutuskan apakah hasil-hasil sesuai atau tidak dengan ramalan-ramalan mereka. Jika hasil-hasil sesuai dengan ramalan, maka mereka hendaklah menjelaskan mengapa mereka mengharapkan hasil-hasil itu. Jika hasil-hasil tidak sesuai dengan harapan, siswa hendaklah diminta untuk memikirkan-ulang metode eksperimen untuk memutuskan apakah ramalan yang salah atau terdapat kesalahan dalam cara pelaksanaan prosedur eksperimen.
3. Mereka dapat diberi suatu kumpulan peralatan yang tepat dan suatu pertanyaan untuk diselidiki. Kelas dapat mendiskusikan jenis data yang perlu dikumpulkan. Kemudian, mereka merancang prosedur eksperimennya sendiri, mengumpulkan data dan tiba pada suatu kesimpulan.
4. Mereka dapat diberi pertanyaan penelitian eksperimen terbuka (tidak terbatas), yakni diberi hanya rincian topik yang sedang dibicarakan dan mungkin beberapa gagasan tentang beberapa aspek topik yang akan mereka selidiki. Dalam kegiatan seperti itu, mereka akan mengembangkan suatu hipotesis, merancang metode eksperimen, memilih peralatan yang tepat, mengumpulkan data, mengatur data dan tiba pada suatu kesimpulan.
Suatu catatan tentang penggunaan buku pelajaran yang sekarang tersedia. Dalam waktu singkat, buku-buku pelajaran baru, secara khusus ditulis untuk kurikulum berbasis kompetensi tidak akan tersedia di hampir semua sekolah. Guru harus bekerja dengan buku buku pelajaran yang sudah ada. Dalam banyak hal, isi mata pelajaran tidaklah berubah secara berarti/signifikan, sehingga informasi, contoh-contoh, penjelasan dan latihan-latihan dalam buku pelajaran yang ada masih dapat digunakan. Namun, guru harus menggunakan buku-buku secara berbeda dalam suatu cara yang meningkatkan pengertian dan bukan hanya sekedar mengingat isi buku.
Misalkan ada suatu contoh, guru mungkin harus mengembangkan seperangkat pertanyaan baru untuk diberikan kepada siswa-siswa pada waktu ia menginginkan mereka menemukan informasi dalam buku pelajaran. Lihat Pertanyaan efektif menggunakan sumberdaya cetakan pada halaman 20 untuk contoh-contoh yang diperlukan. Guru mungkin harus merencanakan tugas-tugas di mana siswa-siswa menerapkan informasi dalam buku pelajaran untuk menjamin bahwa mereka sudah mengerti apa yang dibacanya. Umpamanya:
1. Suatu buku pelajaran mungkin menggambarkan peran-peran setiap orang dengan tanggungjawab dalam administrasi kabupaten/kota. Daripada meminta menyalin ini dan mempelajarinya, siswa-siswa dapat diminta untuk menyepadankan/menyamakan peran-peran ini dengan hal-hal dalam suatu daftar situasi atau peraturan yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Suatu teks mungkin memberi suatu gambaran tertulis tentang unsurunsur (partikel) dalam suatu atom atau hubungan antarbagianbagian pemanas air matahari. Siswa-siswa dapat diminta untuk menggambar dan memberi etiket diagram suatu atom atau suatu pemanas air matahari.
3. Suatu teks mungkin berisi suatu diagram beretiket dari struktur dan lapisan-lapisan bumi. Siswa-siswa dapat diminta untuk membayangkan melakukan perjalanan dalam suatu sangkar terlindungi dari permukaan ke pusat bumi. Mereka hendaklah menggambarkan dalam suatu cerita apa yang mereka lihat dan mungkin rasakan pada perjalanan mereka.
Artikel ini dikutip dari :
Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (2003). Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif.
Terdapat beberapa cara yang menjamin bahwa siswa-siswa secara aktif terlibat dalam kerja praktik mereka dan bahwa mereka belajar dari pengalaman itu.
1. Satu strategi sederhana adalah memberi para siswa perintah-perintah dalam suatu susunan acak. Mereka diberitahu apa yang mereka coba temukan dan kemudian diminta untuk memisahkan perintahperintah ke dalam susunan yang dapat dikerjakan sebelum mereka memulai eksperimen.
2. Sebelum memulai eksperimen, mereka hendaklah diminta untuk meramalkan hasil-hasilnya. Pada waktu hasil-hasil sudah diperoleh, mereka diminta untuk memutuskan apakah hasil-hasil sesuai atau tidak dengan ramalan-ramalan mereka. Jika hasil-hasil sesuai dengan ramalan, maka mereka hendaklah menjelaskan mengapa mereka mengharapkan hasil-hasil itu. Jika hasil-hasil tidak sesuai dengan harapan, siswa hendaklah diminta untuk memikirkan-ulang metode eksperimen untuk memutuskan apakah ramalan yang salah atau terdapat kesalahan dalam cara pelaksanaan prosedur eksperimen.
3. Mereka dapat diberi suatu kumpulan peralatan yang tepat dan suatu pertanyaan untuk diselidiki. Kelas dapat mendiskusikan jenis data yang perlu dikumpulkan. Kemudian, mereka merancang prosedur eksperimennya sendiri, mengumpulkan data dan tiba pada suatu kesimpulan.
4. Mereka dapat diberi pertanyaan penelitian eksperimen terbuka (tidak terbatas), yakni diberi hanya rincian topik yang sedang dibicarakan dan mungkin beberapa gagasan tentang beberapa aspek topik yang akan mereka selidiki. Dalam kegiatan seperti itu, mereka akan mengembangkan suatu hipotesis, merancang metode eksperimen, memilih peralatan yang tepat, mengumpulkan data, mengatur data dan tiba pada suatu kesimpulan.
Suatu catatan tentang penggunaan buku pelajaran yang sekarang tersedia. Dalam waktu singkat, buku-buku pelajaran baru, secara khusus ditulis untuk kurikulum berbasis kompetensi tidak akan tersedia di hampir semua sekolah. Guru harus bekerja dengan buku buku pelajaran yang sudah ada. Dalam banyak hal, isi mata pelajaran tidaklah berubah secara berarti/signifikan, sehingga informasi, contoh-contoh, penjelasan dan latihan-latihan dalam buku pelajaran yang ada masih dapat digunakan. Namun, guru harus menggunakan buku-buku secara berbeda dalam suatu cara yang meningkatkan pengertian dan bukan hanya sekedar mengingat isi buku.
Misalkan ada suatu contoh, guru mungkin harus mengembangkan seperangkat pertanyaan baru untuk diberikan kepada siswa-siswa pada waktu ia menginginkan mereka menemukan informasi dalam buku pelajaran. Lihat Pertanyaan efektif menggunakan sumberdaya cetakan pada halaman 20 untuk contoh-contoh yang diperlukan. Guru mungkin harus merencanakan tugas-tugas di mana siswa-siswa menerapkan informasi dalam buku pelajaran untuk menjamin bahwa mereka sudah mengerti apa yang dibacanya. Umpamanya:
1. Suatu buku pelajaran mungkin menggambarkan peran-peran setiap orang dengan tanggungjawab dalam administrasi kabupaten/kota. Daripada meminta menyalin ini dan mempelajarinya, siswa-siswa dapat diminta untuk menyepadankan/menyamakan peran-peran ini dengan hal-hal dalam suatu daftar situasi atau peraturan yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Suatu teks mungkin memberi suatu gambaran tertulis tentang unsurunsur (partikel) dalam suatu atom atau hubungan antarbagianbagian pemanas air matahari. Siswa-siswa dapat diminta untuk menggambar dan memberi etiket diagram suatu atom atau suatu pemanas air matahari.
3. Suatu teks mungkin berisi suatu diagram beretiket dari struktur dan lapisan-lapisan bumi. Siswa-siswa dapat diminta untuk membayangkan melakukan perjalanan dalam suatu sangkar terlindungi dari permukaan ke pusat bumi. Mereka hendaklah menggambarkan dalam suatu cerita apa yang mereka lihat dan mungkin rasakan pada perjalanan mereka.
Artikel ini dikutip dari :
Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (2003). Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif.
Labels:
PENDIDIKAN